RSS Feed

Segarnya Napas di Waduk Pluit Jakarta

Posted by Maliq Abd

Ket : Bermain di Waduk Pluit. Foto : Abd Malik
Sudah setahun lebih sebulan yang lalu, taman ini diresmikan, tepatnya tanggal 17 Agustus 2013.

Kini, meski sejumlah batang pohon belum genap tumbuh dan dedaunan belum sempurna menutup tubuh pohon, keberadaan taman sudah membawa sedikit napas bagi masyarakat Ibu Kota.

Taman ini sudah menjadi tempat favorit sebagian warga Jakarta di akhir pekan, di saat matahari mulai meninggalkan siang, yakni sore hari.

Begitu pun bagi bocah kecil, mereka berlari, bermain dan saling berkejaran hingga memasuki petang di arena berlari yang tersedia.

Dari sudut jalan raya, keberadaan taman tampak membinarkan pandangan mata setiap pengendara, karena hijaunya pohon berjajar rapi dan hamparan rumput yang menjadi alas lantai taman.

Di sekeliling taman bisa ditemukan kursi-kursi, dan tak jauh dari tempat itu terdapat pohon bambu dari berbagai jenis yang menambah keasrian taman.

Taman itu, adalah Taman Waduk Pluit yang berada di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Keberadaan taman ini telah mengubah wajah sisi barat Waduk Pluit yang selama ini terkesan gersang.

Pohon-pohon yang tertanam di sana jumlahnya lebih dari 12 jenis, di antaranya anggur laut (Coccoloba uvifera), kalpataru/keben (Barringtonia asiatica), trembesi (Samanea saman) dan ficus daun kecil (Ficus lyrata).

Mereka yang Tak Lagi "Berlebaran" Saat Pilkada Tiba

Posted by Maliq Abd

ket foto : usaha pembuatan kaos, foto dari google picture
Dering telepon genggam Zakariyah setiap beberapa menit selalu berbunyi, namun tak setiap deringan diangkat dan diterima satu per satu karena urusannya cukup banyak.

Pesan singkat di dalam "inboknya" pun cukup banyak yang belum terbaca, karena dia mengakui untuk membuka pesan memerlukan sedikit waktu luang, sedangkan dirinya mengaku tak punya waktu untuk itu.

Hal itu karena dia harus bolak-balik mengantar aksesoris partai yang dipesan simpatisan salah satu pasangan calon gubernur Jawa Timur untuk kampanye terbuka.

Kesibukan lelaki yang kini berusia 41 tahun itu terjadi pada Agustus 2013, yakni saat adanya kampanye terbuka pelaksanaan Pilkada Jatim yang dilakukan secara langsung.

Saat itu, bapak empat anak ini mendapat ratusan pesanan aksesoris partai untuk dipakai pada kampanye terbuka dalam "pesta demokrasi" Pilkada Jatim 2013.

Hingga pundi-pundi ratusan juta rupiah pun dia genggam hanya dalam beberapa pekan masa kerja, dan lelaki yang tinggal di kawasan Petemon Surabaya ini mencatat keuntungan bersih yang dia peroleh saat itu lebih dari Rp250 juta.

Mencegah Migrasi Orang Pintar Indonesia

Posted by Maliq Abd

Ket Foto : Aktivitas Penelitian, by : Google Picture
Sebanyak 48 ribu tenaga ahli berbagai bidang yang dipersiapkan pada zaman Soeharto oleh Menristek Prof Dr BJ Habibie, saat ini tidak diketahui lagi keberadaannya. Mereka tidak kembali pulang ke Tanah Air karena tidak ada pengembangan karier mereka termasuk sebagai seorang peneliti.

Saat ini sebagian besar mereka saat ini bekerja di beberapa perusahaan besar di negara Eropa dan Amerika.

"Mereka disekolahkan ke berbagai bidang ilmu seperti ahli penerbangan, kapal, telekomuinikasi. Saat ini tidak banyak yang diketahui mereka kemana," kata Habibie di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Salah satu alasan mereka bekerja di luar negeri adalah besarnya dana riset bagi oleh swasta ataupun pemerintah di negara maju sehingga mereka dapat mengembangkan ilmu yang sudah diperolehnya di dunia pendidikan.

Perusahaan besar di negara maju sudah sangat paham memandang riset sebagai kunci kemajuan bisnis mereka. Demikian juga pemerintah di negara-negara Asia yang baru berkembang saat itu seperti Korea Selatan dan Tiongkok mulai menggelontorkan dana riset besar-besaran sehingga dalam waktu 20 tahun, penguasaan teknologinya tidak kalah dengan negara Jepang dan Amerika.

Saat ini, kabar baik berhembus di dunia pendidikan Indonesia, khususnya di kalangan peneliti dan pakar riset negeri ini, ketika Presiden terpilih Joko Widodo berencana menaikkan anggaran riset, meski jumlahnya belum disebutkan secara pasti.

“Medok” Salah Satu Hasil Budaya

Posted by Maliq Abd

“Logatnya masih kelihatan medok,” kata seorang teman, dan dia pun terdiam ketika sebagian besar mata tajam teman lainnya tertuju pada dirinya. Sementara, dia pun hanya tersenyum menanggapi hal itu.
-
---------------------------
foto : Repro Google Picture
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata medok mempunyai dua arti, yakni  berlubang-lubang (seperti sepon dan roti) serta mempunyai unsur kekentalan dan kentara sekali aksen daerahnya.

Di kehidupan sosial masyarakat Ibu kota, seseorang yang logatnya medok akan “merasa” dirinya sebagai orang terasing, sehingga “stereotipe” yang terbentuk bagi masyarakat Jakarta, medok adalah bagian dari daerah yang “dianggap” keterbelakangan.

Secangkir Kopi dan Kesederhanaan

Posted by Maliq Abd

Foto : Repro Google
Seandainya dirimu telah mampu membeli rumah mewah di atas gunung beserta gunungnya, terus mau apa..? Apa mau beteriak keras jika sekarang kaya dan menyebarkan jumlah kekayaanmu ke seluruh dunia hingga kau dapat menyandang gelar orang terkaya..?
Apa kamu akan beli dunia dengan kekayan itu..?
"Jika demikian lakukan saja..
"Diriku yang bisa kau beli (seandainya kamu mau beli) gak punya urusan..
"Urusanku pagi ini, hanya secangkir kopi dan kesederhanaan yang menjadi nilai kekayaan tertinggi bagiku..
(malikpunya)

Realitas Demokrasi

Posted by Maliq Abd

Realitas Demokrasi
Demo Saat Pembacaan Tuntutan
sengketa Pilpres 2014./Malik



Seandainya presiden pilihanmu tidak jadi memimpin negeri ini, terus kalian mau apa?,
Apa mau bakar bendera "merah putih", mau injak2 "lambang garuda", pindah kewarganegaraan, atau mau bikin negara sendiri.??
"Terus kalau seandainya Tuhanmu tidak mengabulkan doamu, apa juga kau akan pindah agama, bikin agama sendiri, membakar tempat-tempat ibadah, atau kamu keluar dari bumi ini..??
Ini adalah realitas kawan, tugas kita sederhana, cukup berpikir berpostif itu lebih baik..
(malikpunya)


Demokrasi

Posted by Maliq Abd

Google Picture
Sebentar lagi demokrasi pemilihan presiden (pilpres) akan digelar di negeri ini, tepatnya tanggal 9 Juni 2014.

Seluruh komponen bangsa dari yang kecil hingga yang besar, dari tukang becak sampai profesor bisa menentukan pilihan pemimpinnya, dan satu suaranya sangat berpengaruh menentukan arah tujuan bangsa ini.

Proses pemilihan presiden di negeri ini dijalankan dengan berkiblat pada demokrasi, yakni sebuah ajaran suci dan menjadi salah satu kitab yang kini diagung-agungkan oleh manusia abad 20 dan 21.

Demokrasi adalah sebuah lembaran kertas putih yang dianggap suci, bak kuncup perawan yang baru saja menginjakkan kedewasaannya, sehingga setiap sosok mata akan tertuju dan mengidolakannya.

Bicara Baik

Posted by Maliq Abd

google picture
Anda bisa berbicara tentang kebaikan, saya kalian dan mereka pun sama, karena hak bicara milik semua, tapi perbuatan baik dan sejajar dengan perkataan baik hanya milik orang-orang pilihan, & saya bukan.(malikpunya)

Pembela Agama

Posted by Maliq Abd

Foto : Repro Google
Mereka mengaku menjadi pembela agama, penegak agama, bahkan berani menghalalkan darah saudara yang katanya demi agama..

Mereka yang mengaku orang terpelajar, intelektualisme tinggi dan selalu berdiskusi dengan makanan "ilmiah" serta mengklaim selalu menjadikan agama benteng hidupnya..

Mereka berani menuduh syirik, kafir dan munafik orang yang tak sejalan dengannya, bila perlu mengancam dan melenyapkan dari matanya..

Mereka, dan mereka menjadi "maha satpam" bagi lainnya, bagi si miskin, bagi si bodoh, bagi yang berada di bawa tananan sosial mereka..

Mereka itu..
Adalah yang terjebak dengan agamanya
Yang mengkerdilkan agamanya
Yang memahami agama dengan cara "ego manusia"..

Agama tidak butuh mereka,
Tapi mereka paksakan agama dengan cara kekerasan untuk menjadi tameng kebaikan palsu..


------------------------ 
(twitter : malikpunya)

Kemana Uang Iuran JKN..???

Posted by Maliq Abd

Foto : Repro Google Picture
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sudah mulai diterapkan pemerintah per tanggal 1 Januari 2014.

Dengan memanfaatkan kearifan lokal masyarakat Indonesia yang mempunyai sifat kegotong-royongan, sistem ini mencoba menarik iuran kepada semua masyarakat dan dari segi level manapun dengan “embel-embel” jaminan perlindungan diri.

Dalam sistemnya, pemerintah mewajibkan setiap penduduk untuk menjadi peserta JKN dengan menyiapkan (1) fotokopi KTP & Kartu Keluarga, (2) pasfoto berwarna ukuran 3 X 4 sebanyak 2 lembar, setelah itu diminta mendaftarkan diri ke kantor ASKES.

Pemimpinku Lho..!!!, Masyarakatku Pun Lho..!!!

Posted by Maliq Abd

Foto : Repro Google Picture
Di sebuah gang jalan bernama Flamboyan di lereng bukit Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur, hidup seorang ustadz yang dikenal baik oleh masyarakatnya.

Kebaikan ustad itu dikenal karena dia cukup rajin mendatangi masjid untuk melaksanakan sholat lima waktu, kadang pula dia menjadi imam atau pemimpin sholat jamaah di masjid gang itu.

Masyarakat setempat awalnya mengenal ustadz itu cukup singkat, hanya beberapa bulan tinggal disitu dan rajin mendatangi masjid, "orang baru" itu sudah mendapat predikat atau julukan sebagai "ustadz", ditambah lagi masyarakat sudah sangat percaya dan mengaku mengenal baik.

Namun pada suatu malam, di saat masyarakat gang Flamboyan tertidur pulas, tiba-tiba dibuat kaget dan terhentak tak karuan oleh suara letusan senapan.

Suara sunyi dan nyanyian merdu para jangkrik di malam hari itu pun hilang lenyap entah kemana, diganti suara saling tembak, seolah gang Flamboyan itu berubah menjadi perkampungan koboi di Texas, Amerika Serikat.