RSS Feed

Tak ada kata TAPI

Posted by Maliq Abd

Tulisanku tak sehebat mereka, para bintangmu..
Analisaku tak sebagus mereka, para ilmuanmu
Konsep dan aplikasiku tak secerdas mereka, para idolamu..‎

Aku hanya tersudut, ya terus tersudut tak mempunyai kemampuan seperti mereka..

Tapi... aku tak punya kata tapi, namun.. aku juga tak punya kata namun...

Kau pikir akan ada kata akhir yang bagus dan bijak untuk melawan bintangmu, ilmuanmu, dan para idolamu???

Tidak ada, dan memang tidak ada.. aku di sini dengan diriku, aku di sini bersama nasibku..

Tak ada kata tapi dan tak ada kata namun...
Semua berjalan atas kehendak'Nya, dan aku tetap masih mencoba untuk istiqomah serta selalu bersyukur...

Mereka, para bintangmu, ilmuanmu dan para idolamu... aku pun salut karena mereka hebat..

Bijak Dengan Kebodohan

Posted by Maliq Abd

Duniamu, negaramu, kota dan lingkunganmu adalah presepsimu yang didasarkan dari pengalaman mereka sebelum engkau ada..

Mereka semua tidak obyektif, karena terbentuk berdasarkan politik saat mereka berkuasa. Kini presepsimu terdoktrin oleh ucapan, ilmu dan buku yang mereka buat..

Kau tertipu, tidak berdaya melawan dan hanya meneruskan kebodohan mereka..

Aku pun demikian, tapi akukan mencoba bersikap bijak dengan kebodohan tersebut...

Bukan Seperti Dirimu

Posted by Maliq Abd

Aku terlahir tidak seperti dirimu, dimana beban itu harus kupanggul sejak kecil, sejak remaja, dan hingga kini..

Kebiasaanku memanggul beban itu bukan karena dipaksa atau terpaksa, bukan juga karena orang tua, melainkan karena kesadaran diri karena aku terlahir bukan seperti dirimu..

Awal memang berat, pertengahan sedikit malu, hingga akhirnya terbiasa dan bisa, sehingga beban itu pun tidak seperti beban, melainkan sudah kebiasaan dan menjadi bagian dalam perjalanan hidupku..

Sadar bukan seperti dirimu, dalam perjalanan waktu tanpa sadar dan Alhamdulillah aku sekarang menjadi seperti dirimu, aku sendiri bisa meraih mimpi kecilku, meski aku tak percaya kuraih itu tanpa terasa..

Menengok ke bawah dan ke sebelah, aku meninggalkan jauh dari diriku yang awal, yang tak perdaya, yang tak punya apa-apa..

Melihat mereka yang masih sepertiku dulu, aku ingin ulurkan tangan tanpa batasan, tapi aku sadar aku masih mempunyai keterbatasan, sehingga tidak bisa penuh membantu mereka..

Sekarang semua ada dan bisa kuraih. Ya.. materi itu, materi yang menjadi impian masa kecilku, yang menjadi angan-angan keluarga kecilku dulu dengan bapak dan emak yang selalu berdoa..

Doa itu terbukti, doa mereka mengubahku, meski aku harus menangis karena mustajabah doanya tidak mereka saksikan dan rasakan bersamaku kini..

Kini, aku tak bisa memberikan mereka materi yang sebelumnya membuat mereka tak dihargai orang, namun mereka lebih mulia karena ilmu dan kebijakannya...

Kini, hanya doaku yang bisa aku berikan dan materi ini inshAllah selalu kuamalkan untuk mereka berdua, agar mereka merasakan dan berharap mereka merasakan.. 

InshAllah..Wallahu'alam Bissowab... 
Kabulkanlah doaku untuk mereka Ya Allah...
Amin.. Amin Ya Rabb...