RSS Feed

Ancaman Serius Ketahanan Pangan Nasional

Posted by Maliq Abd

Indonesia kehilangan antara lima ratus hingga satu juta petani setiap tahunnya, akibat tidak menariknya sektor tersebut, kata Pemerhati Bidang Pertanian Helianti Hilman, saat berada di Kabupaten Gresik, beberapa waktu lalu.

Secara fakta, kita mengakui ungkapan tersebut benar adanya, sebab pembangunan perumahan yang menggunakan lahan subur banyak bermunculan di pelbagai daerah.

Ditambah kecenderungan pemuda saat ini yang lebih memilih bekerja ke kota daripada bertani dan kembali ke desa.

Sensus Pertanian 2013 juga menyebutkan, jumlah rumah tangga petani turun 20 persen dari 79,5 juta (sensus 2003) menjadi 63.6 juta (turun 15.6 juta rumah tangga), hal itu diperparah lagi dengan kondisi bahwa 61 persen petani lndonesia berusia lebih dari 45 tahun.

Lantas apa penyebab pemuda saat ini tidak berminat menjadi petani, dan mengapa kecenderungan pemuda saat ini lebih suka mencari pekerjaan ke kota.

Padahal, pertanian adalah salah satu sumber ketahanan pangan nasional. Artinya, jika kuat pertanian sebuah negara maka ketahanan pangan negara tersebut juga sama kuat.

Tidak menariknya bidang pertanian bagi pemuda saat ini hanyalah sebuah kesalahan cara pandang (paradigma) saja, hal ini karena masuknya budaya instan yang selama ini dicekoki melalui media televisi ke desa-desa, sehingga membuat pemuda desa merasa "mengejar" impian dengan datang ke kota.

Ditambah kurang respon para petuah di desa yang melihat pertanian dengan sebelah mata, sehingga melakukan pembiaran para pemudanya untuk berangkat ke kota mencari pekerjaan.

Oleh karena itu, perlu gerakan bersama untuk kembali mengingatkan pentingnya pertanian bagi sebuah negara, agar Indonesia tidak melulu impor pangan dari negara lain.

Pemerintah pada pekan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2017 sudah menaruh salah satu temanya adalah upaya menarik anak muda untuk tertarik membangun pertanian.

Artinya, masalah berkurangnya petani di Indonesia sudah menjadi pokok perhatian serius pemerintah, sebab apabila tidak ditangani secara serius bisa berimbas pada ketahanan pangan bangsa ke depannya.

Kita berharap, semakin tahun tidak ada lagi ada data yang menyebutkan berkurangnya petani Indonesia, karena akan menjadi sebuah ancaman serius.

Bertani itu tidak selalu turun ke sawah dan mencangkul, memiliki lahan dan mengatur ritme produksi pertanian dan memasarkan melalui media daring juga merupakan cara bertani modern, tentunya dengan memiliki pekerja dan menjadi sebuah perusahaan pertanian.(*)

0 komentar:

Posting Komentar