RSS Feed

Indonesia Tak Seheboh Beritanya

Posted by Maliq Abd

     Membesar-besarkan sebuah masalah yang sebenarnya tidak begitu besar telah merambah sejumlah media di tanah air.
Dalam istilah ilmu bahasa Indonesia, hal ini bisa dikatakan sebagai "Hiperbola".
      Tentunya, ukuran membesarkan masalah itu adalah dengan tidak bersifat obyektif dan selalu tendesional, artinya tendensioanal terhadap penulis dan pemilik modal.
     Dalam ilmu jurnalistik, untuk mengukur besaran keobyektifan tersebut bisa menggunakan rumus "coverbotsaid" atau keberimbangan berita yang sesuai fakta.
     Namun biasanya yang terjadi, rumus itu selalu ditumpangi oleh kepentingan "penulis" (awak media) dan pemilik media (pemilik modal), sehingga hal ini perlahan-lahan mematikan fungsi keempat dari media, yakni kontrol sosial.
     Yang terjadi di lapangan, awak media seperti halnya para kontributor, selalu ingin berita yang dia tulis "layak muat" atau bisa ditampilkan.

     Untuk menggapai hal itu, maka tujuan utama awak media adalah selalu bagaimana beritanya bisa ditampilkan, dan dalam unsur menampilkan dibutuhkan sejumlah pola, seperti kehebohan serta kedekatan (proximity) nara sumber dengan masalah.
     Dan biasanya yang terjadi dilapangan, untuk mencapai hal itu awak media selalu mengambil nilai "kehebohan".
     Sehingga, berita yang menurut standar obyektif adalah biasa, bisa menjadi luar biasa, dan heboh.
     Hal ini memang tidak bisa disalahkahan, sebab pemilik media juga sering mencari sensasi agar medianya selalu menjadi yang pertama dengan menghapus nilai-nilai obyektif.
     Apabila tujuannya sudah hanya mencari sensasi, maka nilai-nilai luhur obyektivitas media dan fungsi kontrol sosial perlahan-lahan akan diacuhkan, sehingga korbanya adalah masyarakat itu sendiri, dengan pemberitaan yang penuh sensasi namun tak berisi.
     Upaya sensasional media ini juga sering dimanfaatkan oleh politikus. Sehingga para politikus beramai-ramai bikin media dengan tujuan membuat sensai politik untuk menjatuhkan atau mengangkat nama serta citra segelintir orang sesuai kepentingannya.
     Hal inilah yang mengubah wajah media di Indonesia saat ini, sehingga bisa saya katakan dengan jujur, jika Indonesia tidak seheboh beritanya.


*Malang, Rabu 15/5 2011
*malikpunya.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar