RSS Feed

Lingkungan Pun Mengukur Kemampuan Kita

Posted by Maliq Abd


Foto : Repro Google Picture
Lingkungan, seperti halnya udara yang menjadi tempat kita berpijak saat ini mempunyai standar untuk mengukur batas kemampuan kita, atau yang biasa disebut dengan ''Sunnatullah''.

Keberadaan kita dalam satu lingkungan tertentu, juga telah diantisipasi oleh lingkungan tersebut sejak sebelum kita berada disana, meski kita tidak pernah memprediksi sebelumnya, dan belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan kebenaran mengenai itu.

Namun secara nyata telah dialami berbagai orang, dengan berbagai cara dan bentuk pola adaptasi lingkungan kepada kita yang memang sulit diungkapkan pola ukurannya.

Dan bukti kemampuan lingkungan atau alam yang mampu mengukur kemampuan kita masih dalam tataran "percaya atau tidak percaya", sebab belum ditemukan formula standar cara pengukurannya.
Namun, bila kita melihat firman'Nya yang berbunyi, ''Allah tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya melebihi batas kemampuan manusianya'', menjadi salah satu bukti, bila lingkungan yang kita tempati telah didesain oleh sang Maha Desainer agar mampu mengukur batas kemampuan manusianya.

Meski demikian, yang menjadi problem ketika lingkungan itu mulai mengukur kemampuan kita, manusia selalu mencoba berbuat hal yang sangat kontrakdiksi atau berlawanan dengan lingkungan itu sendiri. 

Hal itu memang merupakan sikap dasar dari seorang manusia, yakni mempunyai sifat sombong dan egois terhadap apa pun, sebab sejak awal manusia diciptakan selalu disertai berbagai kelemahan meski memiliki predikat ''makhluk'' paling sempurna di jagat raya. 

Namun, manusia kadang lupa jika ''manusia'' paling sempurna tidak ada, karena kesempurnaan adalah mutlak milik'Nya, sehingga penciptaan manusia pasti disertai dengan kelemahan.

Lingkungan pun demikian, meski secara dasar mampu mengukur batas kemampuan kita, namun kadang pula memberi sinyal kepada kita agar tidak berada di lingkungan itu, sehingga selalu ada gesekan seperti layaknya arus negatif dan positif.

Islam pun memberikan solusi terbaik bila terjadi demikian, sehingga muncullah istilah ''hijrah'' seperti yang pernah dialami Nabi Muhammad SAW, atau berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan lain, meski berbagai argument mengiring perpindahan itu. 

Untuk itu, dalam setiap langkah hendaknya selalu dibarengi dengan keikhlasan, sebab rahasia penyesuaian antara lingkungan dengan manusia terletak pada rasa ikhlas manusia berangkutan.

Selain itu, sikap ''khusnudzon'' atau berbaik sangka dari manusia kepada lingkungan menjadi kunci untuk meraih kebersamaan yang kuat antara manusia dengan lingkungan yang kita tempati.

Bila hal ini terjadi dan keduanya mempunyai sikap saling kerja sama, maka mudah bagi kita melewati berbagai rintangan, dan lingkungan pun akan mendorong kita menjadi manusia tangguh dalam menghadapi berbagai cobaan. 

''Ketahuilah, semua yang ada dan terjadi pada manusia telah digariskan sejak awal ketika kita lahir, dan yang perlu dilakukan adalah menguatkan rasa ikhlas dan berpositif thinking dalam menjalaninya''...

0 komentar:

Posting Komentar