RSS Feed

Para Caleg Itu Orang Hebat

Posted by Maliq Abd

Foto : Google Picture
Memasuki tahun 2014, masyarakat kembali disuguhi pesta demokrasi pemilihan anggota legislatif (Pileg), dan gregetnya sudah mulai nampak sejak beberapa pekan lalu dengan banyaknya gambar calon anggota legislatif (caleg) di setiap jalan raya dan sudut-sudut kampung.

Banyaknya gambar caleg itu, mengingatkanku kembali pada pelaksanaan pileg yang juga terjadi pada tahun 2008. Dengan jargon yang hampir sama "menyejahterakan rakyat" para caleg itu kembali berusaha bertarung pada pileg yang akan digelar tahun 2014.

Seperti tidak kenal lelah, pertarungan para caleg kembali terjadi, hal ini membuktikan jika mereka adalah orang yang benar-benar serius ingin menjalankan roda demokrasi di negara ini.

Keseriusan itu juga dibuktikan dengan melakukan langkah yang luar biasa, membuang uang jutaan hingga miliaran rupiah untuk meraup suara terbanyak.
Dan mereka, tidak bisa disebut sebagai pengangguran karena sesuai arti bahasa penganggur adalah orang yang tidak berpenghasilan dan tidak mempunyai modal secara ekonomi.

Oleh karena itu, mereka saya sebut sebagai orang hebat, yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan mayoritas orang di negara ini.

Berani dengan gagah memasang foto diri di sepanjang jalan dan membuat kaos, poster bergambar wajahnya, seolah tidak memperdulikan nanti kaos itu berubah fungsi menjadi gombal atau barang rongsokan lainnya.

Bukti keseriusan lain yang sudah terbukti adalah ketika mereka gagal terpilih menjadi anggota legislatif. Banyak dari mereka yang mengurung diri atau tidak keluar rumah akibat malu dengan tetangga, serta sebagian besar terpaksa masuk rumah sakit jiwa akibat "sakit politik".

Namun demikian, cara pandang atau stigma masyarakat yang selalu buruk dan menganggap mereka mempunyai pamrih dalam berbuat patut disayangkan, sebab setiap manusia hidup selalu berpamrih, seperti petani yang menanam benih yang selalu berpamrih menghasilkan padi.

Meski demikian, para caleg itu tetap berjuang penuh tanpa memperdulikan stigma masyarakat yang sudah terbentuk. Terbukti, Pilcaleg tahun ini masih banyak orang-orang hebat yang berani maju kembali bertarung.

Sementara masyarakat yang berstigma buruk terhadap mereka tetap saja mengumbar keburukan, bahkan secara "diam-diam" menebarkan kebencian seolah-olah tidak ingin demokrasi di negara ini berjalan.

Bagi saya, tidaklah terlalu berlebihan menyebut mereka orang-orang hebat karena berani secara terang-terangan membawa amanah negara, hingga nantinya bisa mengenyampingkan urusan pribadi dan keluarga.

Sementara, saya sendiri sampai kini masih bersembunyi di balik tulisan, opini, berita, serta "status" yang saya tulis dalam media sosial maupun media lain, dan tidak punya keberanian menonjolkan diri dengan memasang foto di sepanjang jalan serta membuang uang besar-besaran, seperti para caleg.

Meski demikian, saya berjanji menjadi warga negara yang baik dengan datang ke bilik suara untuk mendukung para caleg itu setiap ada pesta demokrasi.

Namun ketika masuk ke dalam bilik suara, saya selalu mengalami kebingungan dan muncul pertanyaan, apabila saya pilih salah satu caleg, pastinya caleg lain akan terluka hatinya, dan mengakibatkan fenomena caleg masuk rumah sakit jiwa akan ramai kembali, serta caleg yang malu keluar rumah juga akan bertambah banyak lagi.

Tentunya ini sangat bertentangan dengan sifat dasar manusia yang tidak ingin menyakiti hati orang. Sehingga, ketika masuk bilik suara saya selalu mempunyai dua pilihan, mencoblos semua caleg, atau membiarkan kertas suara kosong sama sekali, atau... piye enake, rek?..!!
Sebuah rumus bijak mengatakan, tanggung jawab negara berada pada warga negara itu sendiri. (Dimuat di antarajatim.com, Senin 26/8/13)

0 komentar:

Posting Komentar