RSS Feed

Superman dan Nabi

Posted by Maliq Abd

foto : google picture
    Ada anak bertanya kepada bapaknya tentang perbandingan kehebatan Superman dengan nabi. Pertanyaan itu timbul karena selama ini anak tersebut hidup dalam keluarga yang religi, serta didoktrin mengenai kehebatan seorang nabi.

     Di lain sisi, pergaulan sang anak dengan teman-teman sebayanya semakin berkembang, dan mendengar cerita mengenai kehebatan film Superman yang juga telah ditontonnya, sehingga membuat anak tersebut merasa perlu bertanya kepada bapaknya dan membandingkannya.

   Namun, jawaban sang ayah yang mengenyampingkan faktor psikologis anak itu dengan mengatakan Superman buatan orang Yahudi dan sangat tidak bagus ditiru membuat sang anak kecewa, sehingga sedikit demi sedikit apresiasi sang anak terhadap kehebatan nabi yang sebelumnya tinggi tiba-tiba hilang.

    Seandainya kalau si ayah sedikit mampu mengontrol emosinya agar anak itu tetap mengakui kehebatannya nabinya dan bangga memiliki nabi, tentu bisa menjawab jika Superman adalah teman dari temannya nabi, dan Superman sangat salut terhadap kepada perjuangan nabi, tapi Superman belum sempat ketemu nabi
.
   Dengan jawaban itu, sang anak akan merasa lebih tenang dan bangga dengan nabinya, sehingga semangat ingin mengenal nabinya akan semakin kuat, karena meski Superman hebat, tetap bangga dengan nabi tapi belum sempat ketemu.

Pola Komunikasi
    Pola komunikasi yang terbentuk dalam hidup tergantung dari cara pandang pelaku hidup itu sendiri, sebab cerita dalam hidup adalah bagian dari retorika si pelaku hidup
.
     Dengan adanya retorika yang bagus akan membuat hidup jauh lebih baik, tanpa harus dipaksa dengan menggunakan kekakuan dalam hidup yang mengakibatkan potensi kreatifitas manusia akan mati.

     Terkait dengan kebenaran, tergantung pula dari banyaknya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku hidup itu sendiri. Dan dengan banyaknya referensi ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka penyampaian kebenaran pun akan jauh lebih fleksibel, sehingga tidak sampai menganggu psikologis si anak.

    Kasus pertanyaan diatas adalah bagian kecil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan sikap kritis salah satu generasi.
 
    Dan kita, tidak mungkin terus menerus bersikap primitif dengan memberikan ilmu pengetahuan secara kaku pada sang anak, sebab mereka bisa menjadi korban dan akan merusak pola kreatifitas karena memaksakan cara pandang yang linier.

     Pola komunikasi yang fleksibel pun pernah diterapkan oleh "Wali Songo" pada saat datang ke Pulau Jawa, sehingga dakwah mereka bisa diterima tanpa harus menggunakan cara-cara arab. Dengan cara yang bisa menyentuh, berbaur dengan "kejawen", mereka membuat islam terasa indah dan benar-benar rahmatan lil alamin... 
(malikpunya)

0 komentar:

Posting Komentar