Malik Site

Kita tidak tahu apa-apa yang menjadi titik balik kejayaan atau keterpurukan kita, karena hal itu sebenarnya hanya cobaan, sebab manusia sebenarnya diciptakan dengan standar yang sama, hanya paradigma yang membuat kita beda, dan itu pun juga tergantung dari bagaimana cara ngaji kita terhadap alam atau proses hidup ini.

Kebahagian dan kesedihan yang ada di sekeliling kita, sebenarnya hanyalah fatamorgana yang ditawarkan oleh pemilik kehidupan, sebab secara real hal itu tidak ada, dan memang tidak ada.



Yang ada, manusia hanyalah ditemani kesepian dan itu merupakan teman sejatinya makhluk yang bernama manusia, sebab diluar kesepian manusia itu hanyalah case yang bisa kita pakai atau lepas, bahkan dengan cara paksaan.

Kesepian berkuasa atas diri kita, kesepian yang menjemput dan mendampingi kita bahkan memaksa kita kembali kepadanya, tidak ada yang lain karena disitulah letak kesejatian manusia.

Kesepian itu bisa berupa religiuitas, atau pengenalan pada jati diri sebenarnya yang tidak memiliki apa-apa dan tidak membawa apa-apa.

Aku hanyalah aku, yang diciptakan sederhana olehNya, tanpa dibebani olehmu secara material dunia, dan tanpa diganggu oleh semua sikap, presepsi dan paradigma mengenai apa-apa tentang diri manusia, karena aku sejatinya suci, sepi, sendiri dan milikNya secara telanjang.