RSS Feed

Ketika Nelayan Sendang Biru Berhenti Melaut

Posted by Maliq Abd

Malang - Pagi menjelang siang saat jam menunjukkan pukul 11.00 WIB, terlihat di hamparan tepi Pantai Sendang Biru Kabupaten Malang, Jawa Timur, berjejer sejumlah kapal nelayan. Kapal-kapal itu ditinggal begitu saja oleh pemiliknya, seolah-olah menjadi kapal yang tak bertuan.

Sebagian kapal lain, dimanfaatkan para nelayan untuk mengantar wisatawan ke Pulau Sempu yang hanya berjarak sekitar 5 km dari bibir Pantai Sendang Biru.

Jauh dari kapal berjejer, terdapat sebuah warung tempat nongkrong para nelayan. Di warung itu pula, sejumlah nelayan nampak sibuk bermain kartu sambil membicarakan sesuatu hal yang tidak jelas hingga sore tiba, kemudaian mereka (nelayan) kembali ke rumah masing-masing.

"Kalau berhenti melaut, kami biasanya hanya menghabiskan waktu nongkrong di warung dan di Tempat Pelelangan Ikan, seperti bermain remi dan hanya sebatas ngobrol bersama nelayan lainnya," ujar Atmo Ismail, Ketua Kelompok Nelayan Pantai Sendang Biru.

Apa yang dikatakan Atmo merupakan satu cermin dari sekian banyak aktivitas nelayan di Sendang Biru apabila berhenti melaut.

Atmo menjelaskan, dirinya bersama sejumlah nelayan lainnya sudah enam bulan tidak melaut karena keadaan cuaca yang tidak bersahabat.

Sementara jika dipaksa, taruhannya adalah nyawa, karena bisa berakibat fatal dan kapal akan terbalik jika melihat kondisi laut selatan (Samudera Hindia) yang gelombangnya mencapai 3-4 meter tersebut.

"Kalau dipaksa melaut taruhannya nyawa, dan hasilnya pun nantinya tidak seimbang dengan jerih payahnya," ucap Atmo.
Ia menyadari, meski selama enam bulan tidak melaut, namun asap dapur rumah tangganya harus tetap mengepul, oleh karena itu dia terpaksa menjual sejumlah barang elektonika yang ada di rumahnya hingga perhiasan istrinya menjadi sasaran, guna membuat dapur tetap mengepul.

"Saya baru saja menjual perhiasan istri seberat enam gram, dan mendapatkan uang dari penjualan tersebut sekitar Rp2 juta. Uang itu seminimal mungkin bisa dihemat mengingat waktu menganggur yang lama," tuturnya, lirih.

Nelayan lainnya, Umar Hasan mengatakan, agar dapur rumah tangganya tetap bisa tetap mengepul, dirinya telah beralih profesi dari nelayan menjadi kuli bangunan.

"Nelayan di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, banyak yang beralih profesi menjadi kuli bangunan, buruh tani dan bekerja ke luar kota, sebab, hasil tangkap melaut menurun drastis akibat cuaca buruk," katanya.

Ia menjelaskan, jika dipaksa melaut dengan kondisi seperti saat ini, maka selain resikonya ebih besar, hasil tangkapan ikan juga menurun drastis.

"Kalau dibanding tahun 2009, tangkapan ikan tahun ini menurun, sebab tahun lalu mencapai 4 ribu ton, namun tahun ini hanya sekitar 2 ribu ton," kata Umar.

Sementara itu, nelayan di Sendang Biru terbagi dalam beberapa jenis, seperti nelayan jenis perahu payang atau kapal yang memiliki fasilitas jaring sebanyak 35 kapal serta 400 kapal sekoci yang hanya menggunakan pancing dan 100 kapal jenis jukung.

Sedangkan, hasil tangkapannya mayoritas adalah tuna, "baby" tuna, cakalang dan ikan layur.

Gagal Penuhi Target
Berhentinya aktivitas melaut para nelayan di Pantai Sendang Biru, mengakibatkan Pemkab Malang gagal memenuhi target hasil tangkapan ikan tahun 2010.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Endang Retnowati mengatakan, DKP pada awal tahun 2010 menargetkan bahwa hasil ikan tangkap nelayan Sendang Biru mencapai 12 ribu ton, namun yang terpenuhi hanya 9 ribu ton atau sekitar 75 persen.

Tidak terpenuhinya target itu, membuat DKP di awal tahun 2011 tidak ingin menarget kembali hasil tangkapan ikan nelayan.

"Faktor cuaca dan alam tidak bisa diramalkan, sebab selama enam bulan ini sekitar 3 ribuan nelayan yang tercatat di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan menganggur tak melaut," ucapnya.

Meski gagal memenuhi target tangkapan, namun tidak memengaruhi hasil produksi budi daya perikanan.

Ia menjelaskan, untuk data sementara hingga akhir 2010, tercatat produksi budi daya perikanan mencapai 1.469 ton atau setara 84 persen dari target.

Produksi ikan didominasi oleh komoditas ikan jenis Nila sebanyak 782 ton, Udang Vennamae 460 ton, dan Lele 135 ton. Sisanya, disumbang oleh komoditas ikan jenis Bandeng, Tombro, Gurame dan Patin.

"Kita gagal penuhi target tangkapan ikan, namun untuk budi daya produksinya melebihi target, sehingga tidak sampai mengganggu keseimbangan produksi ikan di Kabupaten Malang," katanya, menjelaskan.

Sedangkan terkait kondisi nelayan yang tidak melaut, Endang menjelaskan, Pemkab Malang bekerja sama dengan sejumlah instansi telah mengirimkan bantuan berupa bahan pangan, hal ini agar tidak terjadi krisis pangan di wilayah nelayan

Sementara Palang Merah Indonesia Cabang Kabupaten Malang, juga telah menurunakan tim untuk mendata dan menentukan bantuan pangan bagi para nelayan.

"Kami telah mengirimkan bantuan yang dibutuhkan," kata Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Apriliyanto.

Menurut Aprilyanto, kondisi nelayan yang tidak melaut hingga beberapa bulan tersebut adalah rutin setiap tahun.

"Setahun lalu, PMI Kabupaten Malang juga menyalurkan bantuan makanan berupa beras dan mi instan untuk nelayan Kondangmerak yang pernah berhenti melaut," ucapnya, mengungkapkan.

0 komentar:

Posting Komentar