RSS Feed

Coban Rondo, Air Terjunnya Dewi Anjarwati

Posted by Maliq Abd foto

Seorang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahannya, yakni Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi dengan mempelai pria Raden Baron Kusumo berasal dari Gunung Anjasmoro, pada usia pernikahannya yang masih menginjak 36 hari atau disebut dengan "selapan" (Jawa), si Dewi mencoba mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro yang merupakan asal dari suaminya.

Dalam kepergian mereka berdua, orang tua Dewi melarang agar kedua mempelai tersebut tidak pergi karena usia pernikahan mereka masih muda. Namun, meski dilarang kedua mempelai tersebut bersikeras dan nekat pergi dengan resiko apapun yang terjadi nantinya.



Di tengah perjalanan, keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya, si Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya, hingga terjadi perkelahian antara Joko dengan mempelai pria Raden Baron Kusumo yang terus mencoba mempertahankan istrinya yang sah tersebut.

Akibatnya, perkelahian antara keduanya tidak terhindarkan.
Sementara, sebelum perkelahian dimulai, Raden Baron berpesan kepada pengawalnya agar si Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang ada "cobannya" atau air terjunnya.

Hingga akhirnya dalam perkelahian tersebut, keduanya gugur dan meninggal.
Akibatnya, Dewi Anjarwati menjadi seorang "rondo" (janda).

Dari legenda inilah, coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan istilah Coban Rondo. Sementara itu, konon batu besar yang berada di bawah air terjun cuban rondo merupakan tempat duduk sang putri (Dewi Anjarwati) yang menunggu suaminya.

Potensi Coban Rondo

Coban Rondo" (air terjun janda) yang terletak sekitar 12 km dari Kota Batu tersebut, berada di desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Jika anda ingin kesana menggunakan transportasi umum, maka cukup ditempuh dengan waktu setengah jam dari pusat Kota Malang dengan menggunakan bus jurusan Malang–Kediri dari terminal Landungsari, Kota Malang. Biayanya pun cukup murah, yakni Rp2.500,00/orang.

Sementara jika ditempuh dari Kota Surabaya, gunakanlah bus jurusan Malang dari terminal Purabaya, dengan biaya Rp8.000,00/orang. Kemudian, turun di Terminal Arjosari, Kota Malang, lalu lanjutkan perjalanan dengan angkot jurusan Terminal Landungsari dengan biaya Rp1.500,00/orang.

Dari Landungsari, lalu menggunakan bus tujuan Kediri yang melewati Pujon dan turun di Patung Sapi yang merupakan pintu gerbang Wanawisata Coban Rondo, yakni hanya dengan biaya Rp2.500,00/orang. Dari tempat itu, tersedia ojek yang siap mengantar hingga ke lokasi air terjun.

"Jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal, sehingga sangat memudahkan kami yang ingin mengunjungi obyek wanawisata ini," ucap Linda, salah seorang pengunjung asal Surabaya yang membawa rombongan dengan menggunakan mobil jenis MPV ini.

Linda menjelaskan, tiket masuk lokasi tidak sampai merogoh kocek cukup besar, yakni Rp8.000,00/pengunjung. Sementara, jika menggunakan kendaraan akan dikenakan biaya lagi Rp 2.000,00/motor, dan Rp5.000,00/mobil. "Tiket ini juga termasuk asuransi dan biaya konservasi hutan Mas!," paparnya.

Sementara itu, sebelum menjumpai air terjun, anda akan disuguhi pemandangan asri kawasan tersebut, seperti pohon-pohon pinus dan cemara gunung yang membuat suasana tempat tersebut serasa sejuk.

Selain itu, tawaran lainnya seperti tempat bermain anak, penginapan dan aneka tanaman dan kedai-kedai makanan yang didirikan berjajar rapi ditepi areal parkir wanawisata ini pun akan membuat kejenuhan yang selama ini hinggap akan hilang seketika.

"Suasananya alami sekali di sini, cukup mendukung untuk melepaskan penat bagi warga kota yang sibuk, ditambah fasilitas yang tersedia serasa membuat kejenuhan aktivitas di luar akan hilang," ujar Sulistiyo salah satu wisatawan asal Madiun.

Berdasarkan data informasi Pemerintah Kabupaten Malang, obyek wisata air terjun yang memiliki ketinggian 60 meter dari permukaan tanah dan 1.135 meter dari permukaan air laut ini, kali pertama dibangun tahun 1980, dan merupakan bagian dari wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), Perum Perhutani Malang.

Data statistik tersebut menyebutkan, Coban Rondo memiliki debit air 150 liter/detik, sedangkan pada musim kemarau hanya 90 liter/detik.

Selain menjadi tempat tujuan wisata, Coban Rondo juga digunakan untuk pengelolaan air minum melalui PDAM untuk masyarakat Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

0 komentar:

Posting Komentar